Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid Daffa
Jakarta, Pilarnusantara.id – Tim Investigasi NTB Barat dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan lima sungai di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi tempat pembuangan sampah.
Lima sungai itu yakni Kali Ning, Kokoq Jangkuk Udayana, Kokoq Jangkuk Ampenan, Sungai Meninting dan Gegerung. Berdasarkan investigasinya, mereka menemukan ada 1.450 partikel mikroplastik dalam air di lima sungai tersebut.
Adapun tim investigasi itu beranggotkan peneliti dan relawan Walhi NTB Bima bani, Angga putradi, Mathori abdul dan Nelda Hannia serta Peneliti ESN Prigi Arisandi dan Amiruddin Muttaqin. Mereka meneliti sample dari 100 liter air yang diambil dari setiap sungai.
“Kami menemukan fakta bahwa sungai di kota Mataram berubah menjadi Tempat sampah, sampah sachet, tas kresek, Styrofoam, popok bayi dan sampah pakaian,” ungkap Bima Bani Perkasa, Selasa (7/1).
“Dan rata-rata ditemukan 290 partikel mikroplastik dalam 100 liter air,” imbuhnya.
Mikroplastik adalah serpihan atau remahan plastik dengan ukuran lebih kecil dari 5 mm yang berasal dari pecahan plastik ukuran besar yang terfragmen karena arus air dan paparan matahari.
Peneliti ESN Prigi Arisandi lebih lanjut mengungkapkan Kali Ning mengandung Mikroplastik tertinggi dibandingkan Kokoq Jangkuk dan Sungai Meninting. Saluran air Kali Ning dalam pantauan tim investigasi dipenuhi sampah plastik jenis tas kresek, botol plastik, Styrofoam dan sachet.
Prigi berkata dalam 100 liter air yang diambil dari Kali Ning ditemukan 411 partikel mikroplastik. Ratusan partikel itu, 320 di antaranya berupa fiber, 26 filamen, 12 fragmen, dan 53 partikel lainnya adalah granula.
Prigi mengingatkan mikroplastik berbahaya bagi ikan dan manusia. Dia berkata mikroplastik memiliki efek kesehatan manusia, karena mikroplastik dalam air akan menyerak logam berat, polutan di air seperti khlorin atau pemutih dan phospat bahan detergen.
“Mikroplastik akan menyerap polutan dan apabila tertelan oleh ikan maka polutan ini akan merusak system reproduksi dan pertumbuhan ikan, jika mengkontaminasi daging ikan maka efeknya akan berlanjut pada metabolisme manusia yang mengkonsumsi ikan tercemar mikroplastik,” ucapnya.
“Karena selain menyerap polutan mikroplastik terbentuk dari polimer-polimer yang tersusun atas bahan-bahan pengganggu hormon,” imbuhnya.