Analisis BMKG Gempa Aceh M 6,2 akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia

Magnitudo 6,2 mengguncang Kepulauan Nias, Sumatera Utara, terjadi pada pukul 05:30:01 WIB, berlokasi Episenter pada koordinat 1.91° LU ; 97.83° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 54 Km arah Tenggara Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darusallam, pada kedalaman 54 km. Gempa tersebut cukup kuat dirasakan di alat milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Gunungsitoli(HENDRIK YANTO HALAWA)
Follow Us

Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid Daffa

Pilarnusantara.id – Gempa bumi mengguncang Aceh, Senin (16/1/2023) pukul 05.30 WIB. Gempa Aceh hari ini berkekuatan M 6,2, tetapi tidak berpotensi tsunami.

Bacaan Lainnya

Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa Aceh ini memiliki parameter update M 6,2.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, gempa di wilayah Pantai Selatan Kota Singkil, Aceh, merupakan gempa tektonik.

Episenter atau pusat gempa bumi terletak pada koordinat 1,98° LU ; 97,90° BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 41 Km arah tenggara Kota Singkil, Aceh, pada kedalaman 54 km.

Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter gempa dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi di Aceh ini merupakan jenis gempa bumi dangkal.

Penyebab gempa Aceh, menurut dia, akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menujam ke bawah lempeng Eurasia.

Analisis BMKG gempa Aceh memiliki mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki pergerakan geser naik (oblique thrust).

Adapun dampak gempa Aceh dirasakan di daerah Aceh Singkil dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas IV MMI. Guncangan gempa apabila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Guncangan gempa berskala intensitas III-IV dirasakan di daerah Subulussalam, Aceh Selatan, apabul pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Serta, di daerah Padang Sidempuan, guncangan gempa Aceh dengan skala intensitas II – III MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Kendati demikian, gempa Aceh berkekuatan M 6,2 ini, berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan BMKG, menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.

BMKG terus memonitor gempa di Aceh, tetapi hingga pukul 06.00 WIB, kata Daryono, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock.

Lebih lanjut, Daryono mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, terkapit gempa Aceh M 6,2 ini, masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal tahan gempa, serta tidak ada kerusakan akibat getaran gempa bumi yang membahayakan sebelum kembali ke dalam rumah.