Banjir Hampir 3 Bulan, Warga Kendeng Duga akibat Deforestasi & Tambang

Petani memeriksa kondisi tanaman padi yang terendam banjir di Desa Baturejo, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Follow Us

Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid Daffa

Jakarta, Pilarnusantara.id – Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) mengeluhkan banjir di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bencana tersebut telah melanda hampir tiga bulan, sejak November 2022 hingga kini.

Bacaan Lainnya

Perwakilan JM-PPK Gunarto menduga penyebab banjir di Pati karena deforestasi yang telah dilakukan sejak 1998 dan masifnya penambangan di daerah tersebut.

“Masalahnya banjir seperti ini setiap tahun terjadi dan masalahnya jelas kenapa tidak diselesaikan di akar masalahnya. Masalahnya tentang penggundulan hutan dari tahun 1998 mestinya harus berhenti,” kata Gunarto di Kantor YLBHI, Jakarta pada Selasa (17/1).

“Jelas hutan ini digunduli ini, ditambang, memperparah bencana. Juga ada pabrik semen,” imbuhnya.

Menurut Gunarto, permasalahan lingkungan itu harus segera diatasi bersama. Sebab, selama ini banjir parah di Pati selalu berulang setiap tahun.

Gunarto pun menyoroti usaha pemerintah yang diklaim dapat mengatasi banjir di daerahnya. Dia menyebut banjir tidak bisa diatasi dengan didatangi langsung oleh para pejabat. Ia berkata harus ada realisasi yang jelas.

Adapun rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membuat bendung kembang-kempis, kata Gunarto, tidak juga akan mengatasi permasalahan banjir. Gunarto berpendapat bendungan itu justru lebih berguna untuk menampung air kala kemarau tiba.

“Dulur-dulur [Kendeng] menjawab tidak ada manfaatnya bendungan itu kalau untuk menanggulangi banjir,” ujarnya.

“Tapi kami tidak terus mengakui, kami akui ada manfaatnya ketika musim kemarau karena waduk kembang kempis ini semacam bendungan, jadi ini untuk musim kemarau bermafaat sekali,” imbuhnya.

Sebelumnya, warga Kendeng sudah melakukan penolakan terhadap perusahaan tambang berkali-kali. Mereka merasa kehadiran perusahaan tambang banyak merusak alam dan mengganggu kehidupan mereka. Namun, sampai saat ini ozon tersebut belum juga dicabut.

November 2022, Kabupaten Pati diterjang banjir. Kondisi itu diperparah dengan jebolnya tanggul, sehingga banjir meluas. Hingga saat ini, banjir di daerah tersebut belum juga surut sepenuhnya.