Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid Daffa
Jakarta, Pilarnusantara.id – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi menyatakan pemerintah daerah bakal mengerahkan sejumlah angkutan umum sebagai sarana fasilitas peserta didik setingkat SMA menyusul rencana kebijakan jam masuk sekolah dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.
“Kami sedang bersurat ke Penjabat Wali Kota Kupang agar kerahkan para bus-bus sekolah maupun angkutan umum untuk mengangkut anak sekolah pada pagi hari,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (28/2).
“SMA Negeri 6 Kupang sudah terapkan kebijakan ini dan hasilnya bisa kok,” imbuhnya.
Linus mengatakan tujuan Pemprov NTT memberlakukan kebijakan masuk sekolah lebih pagi adalah untuk melatih karakter dan kedisiplinan para peserta didik sejak dini, sehingga akan terbentuk kebiasaan dalam beraktivitas sejak pagi hari.
Ia juga berharap agar NTT mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, dan berdisiplin tinggi. Dengan berangkat sekolah lebih pagi, ia percaya aktivitas perekonomian di Kota Kupang khususnya akan semakin menggeliat.
“Dampak ikutan lain itu aktifitas geliat ekonomi di Kota Kupang semakin pesat, karena para pedagang nasi kuning atau warung-warung sudah bisa beroperasi sejak dini hari,” kata dia.
Linus menilai tidak ada yang salah dari kebijakan Pemprov NTT tersebut. Ia kemudian mencontohkan para sekolah Katolik berasrama atau pesantren yang memulai aktivitas masuk sekolah pada pukul 05.00 WITA dan diawali dengan ibadah bersama, senam, dan baru mulai aktivitas kegiatan belajar mengajar.
Contoh lain, kata Linus, aktivitas jual beli di pasar-pasar tradisional di Kota Kupang biasa dilakukan sejak pukul 03.00 WITA, sehingga kebijakan masuk sekolah pada pukul 05.00 WITA itu menurutnya hanya masalah sederhana yang diharapkan akan menjadi kebiasaan baru.
“Mama-mama yang sudah tua saja jam tiga dini hari sudah bangun dan mulai aktivitas jual beli di pasar, terus anak-anak muda kalau masih tidur itu artinya kita mengalami kemunduran,” lanjutnya.
Selain itu, Linus juga menyinggung kajian geografis yang menurutnya menyebutkan bahwa perputaran bumi saat ini terjadi lebih cepat dan matahari sudah terbit pada pukul 05.00 WITA di NTT.
“Kebijakan ini baru perdana dilakukan di Indonesia yang mulai dari Provinsi NTT. Tidak ada yang salah dari kebijakan ini,” ujar Linus.