Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid Daffa
Jakarta, Pilarnusantara.id – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming merespons kritik pedas dari netizen yang menuding banjir di Solo adalah teguran agar putra Presiden Jokowi itu segera bertaubat.
Ia juga meminta maaf karena dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas bencana banjir yang mengakibatkan korban jiwa. Banjir itu melanda sejumlah kabupaten/kota sehingga 4 ribu warga mengungsi.
“Ya Pak. Terima kasih untuk masukannya. Mohon maaf jika saya salah dan diharuskan taubat,” tulisnya di Twitter pada Sabtu (18/2).
“Sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan-kesalahan saya,” sambung Gibran.
Cuitan Gibran di atas merespons kritik dari netizen dengan username @MandDjanaBdg yang meminta Gibran agar segera bertaubat.
“Banjir Solo adalah bentuk teguran dari Allah kepada @gibran_tweet untuk segera taubat nasuha,” tulisnya pada Sabtu (18/2).
Sebelumnya, Gibran telah meninjau sejumlah pos pengungsian korban banjir pada Jumat (17/2). Ia berjanji Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi.
Peninjauan dilaksanakan usai Gibran menghadiri Upacara Peringatan Hari Jadi ke-278 Kota Solo di Solo Safari Zoo.
Selesai acara itu sedianya Gibran akan menghadiri Festival Jenang di Ngarsapura. Namun ia justru mendatangi pos pengungsian Kelurahan Gandekan dan Joyotakan. Dua kelurahan tersebut masih digenangi air dari Kali Pepe dan Kali Wingko.
“Bagaimana keadaannya, Pak, Bu?” kata Gibran menanyakan kondisi para pengungsi di SD Negeri Joyotakan.
Putra kedua Presiden RI Joko Widodo itu langsung memerintahkan kepada aparat kelurahan dan petugas BPBD Solo agar mempercepat penyaluran bantuan. Ia juga meminta agar pengungsi bersabar sampai kondisi membaik.
“Ditunggu dulu ya, Bu. Ini petugas akan langsung ke sini. Dokter juga akan ke sini,” katanya.
Gibran berjanji akan mengupayakan agar semua kebutuhan pengungsi terpenuhi. Khususnya di Kelurahan Joyotakan yang mengalami banjir paling parah.
“Sing paling parah kene ya (yang paling parah di sini ya). Nanti segera kita penuhi logistiknya. Pampers, dan yang lain-lain,” katanya.
Pantauan di lapangan beberapa rumah warga Kelurahan Joyotakan terendam air hingga 2,5 meter. Permukaan air masih mengalami kenaikan hingga pukul 14.30 WIB tadi.
Bahkan saat ini permukaan air sudah hampir memasuki halaman SDN Joyotakan yang menjadi pos pengungsian warga.
Pantauan di lapangan beberapa rumah warga Kelurahan Joyotakan terendam air hingga 2,5 meter. Permukaan air masih mengalami kenaikan hingga pukul 14.30 WIB tadi. Bahkan saat ini permukaan air sudah hampir memasuki halaman SDN Joyotakan yang menjadi pos pengungsian warga.
Menurut data BPBD Solo, hingga 21.00 WIB kemarin tercatat ada 21.846 warga Solo yang terdampak banjir. Ada 16 kelurahan di daerah aliran sungai dalam kota yang terendam banjir. Banjir terjadi di empat dari lima kecamatan di Kota Solo.
“Ada 3.898 jiwa yang berada di pengungsian terpusat. Yang lain ada yang mengungsi di rumah keluarga atau tetangga yang tidak kebanjiran,” kata Kepala BPBD Solo, Nico Agus Putranto.