Jurnal Pilarnusantara | Ahmad Faiza Chalik
Cimahi, Pilarnusantara.id– Pemerintah Kota menambah pendirian Sanitasi Berbasis Masyarakat di wilayah kelurahan. Hal itu dilakukan dalam rangka mendukung program open defecation free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan (BABS) demi peningkatan kesehatan lingkungan.
Di awal tahun 2023, peresmian Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dilakukan di kawasan RW 5 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Rabu 25 Januari 2023.
“Kami sangat berterima kasih atas partisipasi masyarakat dalam pembangunan sanitasi di Kota Cimahi. Ini upaya bersama bagaimana meningkatkan kesehatan lingkungan,” ujar PJ. Wali Kota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan.
Dia mengatakan, peningkatan akses sanitasi layak dan aman menjadi perhatian pemerintah dalam rangka mewujudkan sanitasi untuk semua (universal access).
“Berdasarkan data capaian tahun 2022, tingkat akses sanitasi layak Kota Cimahi mencapai 77,8 persen dan 4,5 persen akses aman. Artinya masih ada lebih dari 30.000 rumah tangga yang masih melakukan BABS yang tentunya sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan,” katanya.
Efek selanjutnya, lanjut Dikdik, bisa meningkatkan penyakit stunting akibat rendahnya asupan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi anak. Buruknya sanitasi dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti diare dan cacingan yang dapat menyebabkan gangguan pada proses penyerapan nutrisi dan dalam waktu lama akan menyebabkan stunting.
“Menjadi tugas kita bersama mengintervensi perubahan perilaku masyarakat agar tidak lagi BABS, salah satunya dengan penyediaan sarana sanitasi,” ucapnya.
Pendirian SPALD-T dilakukan lewat pendekatan berbasis masyarakat. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan pengelolaan, melalui penekanan perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat untuk dapat lebih bersih dan sehat.
“Semakin besar akses penduduk terhadap fasilitas air minum dan sanitasi serta higienitas, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air dan tanah. Karena itu, bagi masyarakat yang ingin membangun septic tank agar memperhatikan syarat teknis agar tidak mencemari air dan tanah,” kata dia menjelaskan.
Dikdik mengklaim, pembangunan sarana sanitasi telah berkelanjutan di Kota Cimahi sejak 2010. Sampai tahun 2022, jumlah sanimas yang telah dibangun sebanyak 122 unit dengan 10.862 sambungan rumah (SR).
Adapun pada tahun 2022, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi membangun 3 unit SPALD-T dengan sumber dana Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kelurahan Leuwigajah, Baros, dan Melong serta 1 unit SPALD-T Citarum Harum di Kelurahan Leuwigajah dengan total 258 SR.
“Di tahun 2023 ini, kita akan membangun lagi 8 titik septic tank di 5 kelurahan. Titik lokasi nanti ditentukan DPKP, sehingga menambah perluasan layanan sanimas,” tuturnya.
Diakui Dikdik, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi tidak lepas dari tanggung jawab masyarakat dan pemerintah. Masyarakat juga berperan dalam keberlangsungan kelanjutan program tersebut, terutama terkait iuran dana sesuai kebutuhan operasional dan pemeliharaan, serta rencana pengembangan sarana tersebut.
“Kadang, hal ini jadi masalah. Sarana yang sudah terbangun bisa tidak berfungsi dengan baik, rusak bahkan sering terjadi pemutusan sambungan rumah. Terutama agar ke depan masyarakat menyadari bahwa septic tank ini upaya meningkatkan kesehatan lingkungan, karena itu penerima manfaat yang tersambung dengan sistem sanimas ini dapat merawat dan memelihara secara bersama-sama, jangan sampai tidak terpelihara atau rusak,” tuturnya.
Permasalahan lainnya, Dikdik akui, terutama keterbatasan lahan di Kota Cimahi. “Keberadaannya belum merata di Cimahi terutama karena ketersediaan lahan yang terbatas. Kami ingin kebijakan ini berlanjut terutama bisa ada di tiap wilayah,” kata dia.
“Memang dibutuhkan kesiapan masyarakat sehingga saat pemerintah menetapkan kebijakan turut didukung lewat komitmen bersama. SPALD-T yang telah terbangun dapat meningkatkan perluasan akses sanitasi berkualitas bagi warga menuju kualitas masyarakat dan lingkungan hidup yang sehat dan lestari,” ujarnya.