Pulau Masalembu Dilanda Cuaca Buruk Selama 2 Pekan, Beras Langka

Cuaca buruk melanda Pulau Masalembu sehingga aktivitas pelayaran terkendala. Pemkab Sumenep diminta mengatasi kelangkaan sembako di sana. Ilustrasi. Cuaca buruk melanda Pulau Masalembu sehingga aktivitas pelayaran terkendala. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Follow Us

Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid Daffa

Surabaya, Pilarnusantara.id – Cuaca buruk melanda Pulau Masalembu, Sumenep, Madura, dua pekan terakhir. Aktivitas pelayaran Pelabuhan Kalianget-Masalembu terkendala. Kapal penumpang hingga logistik tak bisa berlayar menuju kepulauan terluar di Kabupaten Sumenep tersebut.

Akibatnya, bahan pokok, seperti beras dan elpiji pun langka. Stok elpiji di toko dan agen setempat bahkan telah kosong sejak dua hari lalu.

Bacaan Lainnya

“Beras mulai langka, dan kalau ada pun harganya sangat tinggi,” kata Tallib (53), warga Dusun Baru, Desa Masalima, Kepulauan Masalembu, Sumenep, Rabu (1/3).

Menurut Tallib, kelangkaan beras di Masalembu terjadi sejak satu pekan terakhir. Toko-toko kelontong yang biasanya menjual beras untuk kebutuhan warga, kini terpantau kosong.

Kalau pun ada, harga yang diberikan sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga normal. Harga itu, kata Tallib, menjadi Rp16.000 dari yang sebelumnya di angka Rp11.000 per kilogram.

“Kami berharap cuaca membaik, kalau pun tidak, semoga pemerintah daerah memberikan perhatian,” tuturnya.

Mengetahui kondisi tersebut, anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Darul Hasyim Fath, mendorong pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui BPBD Sumenep untuk segera turun tangan mengatasi persoalan itu.

“Kami mendorong BPBD Kabupaten Sumenep mengambil langkah sebagai wujud dari tindakan proteksi atas warga,” kata Darul.

Darul menyebut gelombang tinggi hingga angin kencang yang melanda wilayah Masalembu membuat pelayaran lumpuh total. Menurutnya, krisis pangan melanda kepulauan terluar di Kabupaten Sumenep itu selama sepekan terakhir.

Karena itu, Darul berharap Pemkab Sumenep dan Pemprov Jawa Timur mencari solusi agar krisis pangan di Pulau Masalembu tidak bertambah parah.

Menurutnya, kapal perang milik TNI bisa dikerahkan untuk menyuplai sembako karena tahan terhadap badai. Apalagi, berdasarkan data BMKG, badai baru reda sekitar Jumat (3/3).

“Selama sepekan terakhir krisis pangan tengah dialami warga Pulau Masalembu. Mereka memang banyak yang bergantung pada sembako yang dipasok dari luar Masalembu,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.