Jurnal Pilar | Muhammad Syafei
Jakarta, Pilarnusantara.id – Wowon Erawan, atau Aki Banyu, mengaku membunuh ayah mertuanya Noneng Suryati dan istri pertamanya Wiwin Winarti karena dendam atas uang dan nafsu.
Karena Wiwin yang bekerja di Malaysia tidak pernah membayar uang kepada Noneng, tersangka kasus pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi itu kesal.
“Suka kirim uang ke Mama (Noneng)? Saya tanya Wiwin sekali lagi. Ya, Wiwin menjawab, ‘Saya suka.’ Ibu keberatan,” kata Wowon, Jumat, 2 Maret 2023.
Apalagi, Wiwin diduga pernah menjalin hubungan dengan pria lain selama enam tahun bekerja di Malaysia, tambah Wowon.
Wiwin bahkan tidak melihat Wowon ketika dia kembali ke Indonesia; sebaliknya, dia pergi ke kediaman Noneng. “Katanya Wiwin bawa pulang orang Batam dari Malaysia.
Dia harus pulang ke suami kalau pulang dari mana saja.
Dia kemudian pulang ke rumah mertua saya, Noneng,” kata Wowon. Dia berkata, “Saya diabaikan, dan tentu saja, saya merasakan pembalasan.”
Pengakuan Wowon juga berbeda dengan hasil evaluasi yang disampaikan Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
Menurut polisi, Wowon membunuh Noneng dan Wiwin di Cianjur karena yakin upaya pembunuhan mereka sia-sia.
Karena Wowon dan Plan mengetahui akan tindakan penipuan dan pembunuhan yang telah dilakukan.
Menanggapi perbedaan ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyatakan, pelaku yang bersangkutan mampu mengeluarkan teguran.
Akan tetapi, guru sudah memeriksa semua keterangan tersangka dan saksi-saksi, serta perlengkapan yang sesuai untuk melakukan penangkapan.
Setelah sebuah keluarga ditemukan tergeletak lemas di sebuah rumah kontrakan di kawasan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, diketahui Wowon dan kawan-kawannya telah melakukan pembunuhan berantai.
Karena mengetahui aksi pencurian dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon di Cianjur bersama Muhammad Dede Solehudin (35) dan Solihin alias Duloh (64), para korban di Bekasi diracun.
Para penjahat meracuni tikus dan menambahkan racun ke dalam kopi dalam perbuatan mereka.
Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi adalah tiga korban yang tewas akibat meminum kopi tercemar (17).
Mirisnya, dua korban lainnya adalah anak Ai Maimunah dengan mantan suaminya, sedangkan Ai Maimunah adalah istri Wowon sendiri. Sementara satu korban berinisial NR (5).
Para korban peracunan diselidiki oleh pihak berwenang, yang menemukan bahwa pelakunya adalah sekelompok pembunuh berantai yang juga melakukan penipuan dan pembunuhan.
Dengan mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kemakmuran dan kekayaan serta kemampuan melipatgandakan uang, pelaku menyesatkan korbannya.
Para korban yang telah memberikan sejumlah uang kepada pelaku kemudian menjanjikan janji kesuksesan dan kekayaan. Para korban dibunuh pada saat itu.
Berdasarkan temuan penyidik, Halimah, Noneng, Wiwin, Bayu (2), dan Farida merupakan lima korban yang meninggal di Cianjur.
Setelah itu, Siti, korban lainnya, dimakamkan di Garut, Jawa Barat. Wowon, Solihin, dan Dede saat ini sedang ditetapkan sebagai tersangka.