Prediksi Waktu dan Biaya Bangun Lagi Jembatan Baltimore AS Usai Ambruk

Para ahli memprediksi Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, negara bagian Maryland, AS, membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan untuk dibangun kembali. (REUTERS/Julia Nikhinson)

Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid

Jakarta, Pilarnusantara.id – Para ahli memprediksi Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, negara bagian Maryland, Amerika Serikat, membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan untuk dibangun kembali usai ambruk ditabrak kapal kargo.

Sementara untuk biayanya dibutuhkan sekitar ratusan juta dollar AS atau lebih.

Semua itu bergantung pada faktor-faktor yang sebagian besar belum dik`etahui. Mulai dari desain jembatan baru hingga seberapa cepat pemerintah dapat menavigasi birokrasi dalam menyetujui izin dan memberikan kontrak.

Profesor teknik di Universitas Johns Hopkins, Ben Schafer mengatakan secara realistis, proyek ini bisa memakan waktu lima hingga tujuh tahun.

Sementara itu, Profesor Teknik di Universitas George Washington, Sameh Badie mengatakan proyek ini dapat memakan waktu paling sedikit 18 bulan hingga dua tahun.

Badie memperkirakan biayanya berkisar antara US$500 juta (setara Rp7,9 triliun) hingga US$1 miliar (setara Rp15,8 triliun), dengan variabel terbesar adalah soal desainnya. Sebagai contoh, jembatan gantung seperti Golden Gate di San Francisco akan lebih mahal ketimbang Jembatan seperti Skyway Sunshine Bridge di Florida.

Ia menjelaskan, apa pun yang dibangun, harga baja saat ini mahal dan masih terdapat simpanan untuk balok-I.

Ia turut menyoroti terbatasnya jumlah perusahaan konstruksi yang dapat menangani proyek semacam ini lantaran sudah sibuk melakukan pekerjaan lainnya.

“Proyek seperti ini akan dipercepat, jadi semuanya akan memakan biaya lebih banyak,” ujar Badie, Sabtu (30/3).

Profesor teknik di Universitas West Virginia, Hota GangaRao bahkan menyebut proyek ini hanya membutuhkan biaya US$400 juta (setara Rp6,3 triliun).

Tapi hal itu hanya jika pondasi dermaga jembatan lama yang digunakan; adapun perancang mungkin ingin menempatkan penyangga baru lebih jauh dari jalur pelayaran untuk menghindari tabrakan lagi.

“Itu akan membutuhkan lebih banyak baja, konstruksi yang lebih rumit, dan lebih banyak check and balances,” kata GangaRao. Ia menambahkan, “Semuanya bertambah,”.

Profesor teknik emeritus dari Universitas New Orleans, Norma Jean Mattei mengatakan penggantian jembatan ini berkemungkinan akan memakan waktu beberapa tahun. Kalaupun hal ini menjadi prioritas, proses perancangan bentang, pengurusan izin, dan perekrutan kontraktor membutuhkan banyak waktu. Serta, kemudian waktu pembangunannya.

“Merupakan proses yang cukup panjang untuk benar-benar mengoperasikan jembatan jenis ini,” tutur dia seperti dikutip The Independent.

Direktur eksekutif asosiasi jalan bebas hambatan dan transportasi Amerika, Jim Tymon mengutip kasus jembatan Interstate 35W di Minnesota yang runtuh ke Sungai Mississippi pada 2007. Rentang baru tersebut tercatat selesai dalam waktu kurang dari 14 bulan.

Tymon menilai kasus tersebut merupakan perbandingan terbaik dengan kasus Jembatan Francis Scott Key ini.

“Mereka melakukan pekerjaan luar biasa dalam mendapatkan persetujuan yang diperlukan untuk dapat membangunnya kembali secepat mungkin,” kata Tymon.

Tymon mengharapkan berbagai lembaga pemerintah bekerja sama untuk mendorong perizinan, lingkungan hidup, dan lainnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah sumber pendanaan. Presiden AS Joe Biden telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintah federal bakal membiayai pembangunan jembatan baru tersebut. Namun, hal tersebut masih mesti dilihat lebih lanjut.

“Mudah-mudahan Kongres dapat bersatu untuk menyediakan sumber daya tersebut sesegera mungkin, sehingga hal ini tidak menyebabkan penundaan,” kata Tymon.

Senator Minnesota, Amy Klobuchar membantu penggalangan dana cepat untuk membangun kembali jembatan Interstate 35W di negara bagiannya.

Kendati demikian, dia menilai membangun kembali Jembatan Baltimore bisa jadi lebih rumit.

Dia mencatat bahwa jembatan Interstate 35W merupakan jalan raya yang jauh lebih sibuk dengan sekitar 140 ribu kendaraan menyeberang setiap hari, dibandingkan dengan sekitar 31 ribu kendaraan yang melintasi jembatan Maryland.

“Tetapi jika ada kemauan di situ ada jalan, dan Anda bisa mendapatkan dana darurat,” kata Klobuchar.

“Hal ini terjadi di seluruh negeri ketika bencana melanda. Dan fakta bahwa ini adalah pelabuhan yang besar juga membuatnya layak untuk dipastikan bahwa semua hal ini ditangani,” jelas dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *