Pilar Nusantara.id || Ekonomi
Jakarta — Pemerintah memastikan akan kembali membuka keran impor beras pada tahun ini. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo usai meninjau stok di gudang Perum Bulog di Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9).
Ia mengatakan langkah itu harus dilakukan demi mengamankan ketersediaan terutama pada musim kemarau yang diperparah dengan fenomena El Nino sebagaimana terjadi pada saat ini.
Anomali iklim itu membuat produksi padi nasional menurun. “Iya (akan impor). Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Ini harus untuk menjaga supaya tidak terjadi kenaikan harga karena memang produksi pasti turun karena El Nino. Meskipun juga saya lihat angka (penurunannya) juga tidak banyak,” ujar Jokowi.
Ia mengaku sudah berbicara dengan sejumlah pemimpin negara yang menjadi sentra komoditas beras di dalam beberapa pertemuan. Namun, permintaan impor belum diputuskan secara resmi.
“Saya sudah berbicara dengan banyak (negara) tapi belum diputuskan. Saya ini berbicara dengan kepala negara, kepala pemerintahan, kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog,” ungkap mantan wali kota Surakarta itu.
Beberapa negara yang dimaksud Jokowi adalah Kamboja, Bangladesh dan India. Sampai saat ini kesepakatan belum dibuat lantaran negosiasi harga belum dilakukan.
“Barangnya ada. Kita antarpresiden, dengan perdana menteri, sudah oke, tapi harganya tidak sambung ya kan tidak ketemu. Masalah harga ini menjadi salah satu yang penting dalam negosiasi. Apakah transaksi itu jadi atau tidak,” paparnya.
Presiden juga menambahkan, saat ini, Indonesia sedang menunggu kiriman beras impor dari Kamboja yang sudah disepakati pada beberapa bulan lalu.
Dari total pembelian 400 ribu ton, Jokowi mengatakan ada 250 ribu ton yang tengah dalam perjalanan. Diperkirakan, beras tersebut paling lambat tiba di Tanah Air pada November mendatang.*