Pemodelan Komputer Ungkap Teknik Nabi Musa Membelah Laut Merah

Ilustrasi. Simak teknik Nabi Musa membelah lautan berdasarkan rekonstruksi para ahli. (Foto: Diolah dari iStock)

`Jurnal Pilar | Ibnu Sayyid

Jakarta, Pilarnusantara.id – Simulasi yang dilakukan para ahli mengungkap teknik Nabi Musa membelah Laut Merah, yang merupakan salah satu mukjizat-nya, terkait dengan pergerakan angin.

Kisah Musa membelah lautan ini turut tercantum dalam Al-Quran, di antaranya Surat Thaha ayat 77-78 dan Surat Asy-Syuara ayat 63-66.

Selain muncul dalam ajaran Islam, kisah Musa membelah lautan juga muncul dalam ajaran Yahudi dan Kristen. Injil menuturkannya dalam Exodus (Keluaran).

Melansir The Guardian, peristiwa pembelahan Laut Merah yang sudah dikaji para pakar itu merujuk pada peristiwa di Exodus. Mereka penasaran dengan cara Nabi Musa menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Fir’aun.

Pakar dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) dari University of Colorado at Boulder (CU) merekonstruksi peristiwa itu dengan menggunakan pemodelan komputer.

Bentuknya, menyusun beberapa kombinasi tipe angin dan gelombang berbeda yang dapat menghasilkan celah di dasar laut, seperti yang terjadi dalam peristiwa Exodus itu.

Mereka membuat ulang kondisi yang memungkinkan air membelah untuk menciptakan daratan kering di tengahnya, untuk kemudian merelokasi peristiwa tersebut ke delta Sungai Nil.

Hasilnya, para pakar menilai, angin kuat dari timur yang berhembus sepanjang malam dapat mendorong kembali air di laguna pantai di Mesir utara cukup lama.

Tim menyimpulkan kecepatan angin yakni 63 meter/jam dari timur di atas danau yang direkonstruksi secara digital di sepanjang area Mediterania, bisa menyapu air kembali ke pantai barat.

Peristiwa itu menunjukkan dataran lumpur yang luas dan menciptakan jembatan darat yang akan tetap tinggi dan kering selama empat jam. Ini cukup bagi Bani Israil berjalan melintasi daratan lumpur yang terbuka sebelum air mengalir kembali, menelan pasukan Fir’aun.

Kendati begitu, para pakar tidak melakukan uji coba ini di Laut Merah lantaran lokasinya yang tidak cocok dengan deskripsi dalam kisah Exodus yang diceritakan dalam Bibel.

“Simulasinya cukup cocok dengan yang terjadi di Exodus,” kata Carl Drew yang memimpin studi ini.

“Pembelahan air bisa dimengerti lewat dinamika cair. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan celah yang aman dengan air di kedua sisinya lalu tiba-tiba mengembalikan air menutup seperti semula,” ujarnya menambahkan.

Para pakar telah mempublikasikan para pakar di jurnal PLOS dengan judul Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta.

Sebelumnya, sejumlah penelitian lain juga telah dilakukan terhadap fenomena mukjizat Nabi Musa tersebut.

Salah satunya adalah studi dari pakar Rusia yang menyiratkan badai dari laut bisa membuka karang kecil di dekat kanal Suez modern dan akan memberi orang Israel penyeberangan.

Namun, menurut Drew, jika itu terjadi, Bani Israil akan tertiup oleh angin tersebut. Di saat yang sama, kisah Exodus juga menyebut keberadaan angin dari timur.

“Jika Anda ingin mencocokkan dengan apa yang ada di injil, Anda butuh angin dari timur,” pungkas dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *